Rabu, 22 Februari 2012

The Power of Art

Hello, Balik lagi. Dan kali ini dengan sejuta kegalauan hati yang berhubungan dengan masalah harga diri.. Harga diri men.. Harga diri... Jago gak sih gue? Wakakak

Btw, Have you tried to do a D.I.Y. And you think the result is good enough? Think again!!

Yup, gue suka banget bikin-bikin sesuatu yang masih bisa dibikin handmade. Pokoknya, selama bisa dibikin sendiri di rumah, dan bahannya ada, gue pasti berusaha untuk nggak membelinya, tapi mencoba bikin sendiri. Bangga rasanya kan? kalo pake barang-barang buatan lo sendiri. Gue juga gitu. Pasti bangga. But I'm just not brave enough. Jadi gak semua barang yang gue bikin sendiri bakalan gue pake. Untuk barang yang udah gue pake, itu tandanya gue udah yakin kalo barang itu bagus. Gak kelihatan gembel dan punya 'nilai' tersendiri. Tapi apa jadinya kalo ada salah satu aja dari temen-temen lo, yang 'secara halus' bilang bahwa karya lo itu ridiculous alias aneh, dengan cara 'nggak mempercayai' semua karya yang pernah lo tunjukin ke dia.

Apa maksutnya nggak mempercayai disini? Jadi menurut temen lo, benda-benda yang lo bikin sendiri (mis: Lukisan, aksesoris, pajangan, etc.) itu 'kurang bagus'. Misalnya dia menertawai lukisan lo dan menganggapnya 'nothing', gak mau pake friendship bracelet yang lo bikin sendiri karna menurutnya modelnya aneh. Dll. Hey, I'm an artist and i've feel that. It's hurt. Sama aja nggak menghargai karya lo sama sekali. Sakit gak sih? SAKIT! BANGET!! Nih, rasanya hampir sama kayak ditolak mentah-mentah sama gebetan lo. Atau bahkan lebih sakit lagi. Seni yang kalian bikin sendiri itu seperti perpanjangan dari karakter kalian dan pikiran kalian sendiri. Makanya nyesek banget. Karna sama aja mereka menjelekkan kepribadian kalian sendiri. Nah, kan?

Memang sih semua karya gue cenderung quirky dan uncommon. Jadi gak semua orang bakalan suka. Butuh adaptasi, atau bahkan bisa aja mereka nggak suka sama sekali. Itu wajar. Dan itu beda sama meremehkan. Kalo meremehkan itu lebih parah lagi. Jadi kaya, apa yang kita buat itu nggak ada apa-apanya. Inget aja ya, In every piece of object, contains art. Batu biasa pun ada nilai seni-nya, dan itu alam yang menciptakan. Dari berbagai proses pelapukan sampe pengendapan dan segala macemnya. Apalagi buatan manusia yang jelas-jelas dibuat pake pikiran, pake nalar, akal dan kesadaran. Meremehkan karya manusia itu sama aja meremehkan kemampuan manusia itu sendiri, meremehkan sumber daya manusia itu sendiri.

Kritikan sih boleh. Tapi ya gak usah sampe 'nggak yakin' gitu dong. Orang yang jelas merasa tersinggung lah. Kalo bisa kritik itu membangun. Memberi tahu letak dimana kekurangannya, dan memberi tips gimana caranya memperbaiki kekurangan itu sendiri. Bukannya menjatuhkan dan malah bikin hati orang sakit, bahkan sampe minder. Itu sih sama aja kayak orang sirik. Karna gak bisa bikin yang lebih baik dari itu, jadi cuma bisa ngoceh dan cari kesalahan sana-sini tanpa alasan yang jelas.

Kenapa gue ngepost tentang ini? Karna setelah merenung-renung sampe galau, gue juga sempet merasakan hal yang sama. Sampe sempet hampir sedih banget dan nggak pede buat berkarya lagi. Tapi entah kenapa, setiap gue punya unek-unek dan coba gue share ke blog, 'ilham' itu dateng sendiri, gue langsung merasa pede lagi dan lambat laun gue menemukan sendiri pemecah dari masalah yang gue alamin. Gue juga bisa bebas nge-share opini gue tanpa perlu 'dipotong' orang lain. Beda, nggak kayak curhat sama temen yang kadang bisa 'kepotong' sama obrolan tentang hal lain. Gak ada lagi rasa ngganjel. Plong banget.

Kalian juga kalo punya temen yang suka bikin sesuatu kayak gue gini, kalo bisa di dukung sepenuhnya. Kalaupun memang ada yang salah ya diberitahu letak kesalahannya, dikasih solusi gimana cara memperbaikinya, dan di support supaya dia bisa jadi lebih baik lagi. Nggak perlu bilang jelek pake 'cara halus'. Itu bisa nyakitin. Lebih baik memberi tahu kalo ada kesalahan, dan mengarahkannya. Bukan membuatnya makin 'merasa salah' dan terpuruk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar